Sabtu, 12 Desember 2015

HATI HATI DENGAN HARTA WARIS

Warisan berasal dari bahasa arab yang artinya berpindahnya dari seseorang kepada orang lain atau dari satu kaum ke kaum yang lain ( wikipedia)
Urusan warisan sebenarnya bukan urusan yang rumit ataupun sulit, asal semua pihak mengerti ilmunya. Tata cara tentang pembagian waris yang benar adalah menurut tata cara islam, karena aturan secara islam sudah di jamin keadilanya, di luar dengan tata cara islam adalah haram. 
Sehingga apabila dalam suatu keluarga yang akan membagi waris sebaiknya mengambil penengah atau orang lain yang mengerti ilmunya serta yang bisa bersikap netral dan adil.
Kita di sini tidak membahas ilmu tentang Waris, tetapi akan kita bahas dampak dari pembagian warisan yang tidak sesuai dengan syari'at  Islam.

1. PUTUSNYA HUBUNGAN SILATURRAHMI
 Firman Allah SWT, "Maka apabila kiranya kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan dituikannya telinga mereka dan dibutakannya penglihatan mereka,"(Muhammad: 22-23)
 Diriwayatkan dari Aisyah R.A, dari Nabi SAW. beliau bersabda, "Tali silaturahim merupakan penghubung-Ku, siapa yang menyambungnya maka Aku akan menyambungnya dan siapa yang memutusnya maka Aku akan memutusnya," (HR Bukhari [5989] dan Muslim [2555]).
Dengan tegas Allah SWT dan Rasulullah melarang memutuskan tali persaudaraan, ironisnya dalam kasus pembagian waris yang tidak sesuai dengan syari'at Islam dapat dipastikan terjadi perpecahan persaudaraan dalam keluarga, terlebih dalam kehidupan di desa hampir pasti terjadi pro dan kontra yang melibatkan warga karena kultur masyarakat desa yang seolah olah urusan tetangga adalah urusan mereka juga.  
Yang sebagian warga menjadi pembakar semangat ( baca: provokator) pihak yang satu, dan sebagian warga berada di pihak lainya.

2. MERAMPAS HAK ORANG LAIN
Akibat yang kedua bila pembagian waris tidak adil akan mengakibatkan pihak lain dalan keluarga tersebut akan kehilangan haknya berupa warisan yang seharusnya di terima .
 Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan baginya surga,” maka salah seorang bertanya,”Meskipun sedikit, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Ya, meskipun hanya setangkai kayu sugi (siwak).” [HR Muslim]

“Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah (yang) haram”. [HR Bukhari]

 Kadangkala pertikaian memperebutkan harta waris ini berujung di pengadilan. Saling membawa penasehat hukum masing masing.Biasanya yang pintar dan finansialnya besar akan menang, tetapi yang menang dalam pengadilan itu belum tentu sesuai dengan hukum pembagian waris secara Islam, padahal haram hukumnya bila waris itu tidak sesuai hukum Islam

3. MENYAKITI ORANG TUA

Akibat yang ketiga adalah menyakiti / berbuat aniaya kepada orang tua. Inilah dosa yang paling besar akibat dari pertikaian memperebutkan harta .


كُلُّ الذُّنُوبِ يُؤَخِّرُ اللهُ مِنْهَا ما شاء الي يوم القيامة اِلَّا عُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ لِيَجْعَلَ له العذابُ واِنَّ اللهَ لَيَزِيْدُ في عُمْرِ الْعَبْدِ اِذَا كان بَارًّا لِوَالِدَيْهِ لِيَزِيْدَهُ بِرًّا وَخيرًا وَمِنْ بِرِّهِما أن يُنْفِقَ عليهِما اِذا احْتَاجَا. (رواه ابن ماجه)

“Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah SWT. sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya; dan Allah akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikan kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta memberi nafkah kepada mereka, jika diperlukan.” (H.R. Ibnu Majah)


Semoga kita selalu memagari diri kita dengan pagar iman, sehingga kita dapat mencegah perbuatan perbuatan yang dapat melempar kita ke dalam jurang neraka, dan sejak dini kita bekali anak anak kita dengan ilmu tentang waris agar dapat menggunakan harta waris menjadi harta yang barokah,


Selasa, 01 Desember 2015

PRINSIP PRINSIP AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah yang artinya sebagai berikut : " Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan, dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan, sedangkan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongansemuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kamipun bertanya, siapakah yang satu itu Ya Rasulullah ? ; Beliau menjawab : " Yaitu barang siapa yang berada pada apa-apa yang aku dan sahabatku jalani hari ini "
Ahlus Sunnah wal Jama'ah berjalan di atas prinsip yang jelas dan kokoh baik dalam keyakinan, amal maupun perilakunya. Seluruh prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah bersumber dari Kitab Allah dan Sunnah RasulNya.
Prinsip prinsip tersebut secara ringkas sebagai berikut: 
1. Prinsip Pertama, Beriman Kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-RasulNya, Hari Akhir dan TaqdirNya
a. Beriman Kepada Allah berarti meyakini dan berikrar dan bertauhid bahwa Allah adalah Raja diraja serta penguasa dari apapun dan mengikrarkan bahwa tidak ada sekutu bagiNya dan tidak ada sesuatupun yang menyerupainya dan Allah Maha Mendengar dan Allah Maha Mengetahui.
b. Beriman Kepada Malaikatnya, yakni membenarkan adanya para malaikat dan bahwasanya mereka itu adalahmakhluk dari sekian banyak makhluk Allah yang di ciptakan dari cahaya Allah. Di ciptakan dalam rangka beribadah kepada Allah danmengerjakan perintah Allah.
c. Beriman Kepada KitabNya, yakni membenarkan kitab kitab Allah beserta kandunganya yang diturunkan sebagai petunjuk bagi makhluk. Dan bahwasanya yang paling agung di antara sekian banyak diantara kitab itu adalah tiga kitab yaitu Taurat, Injil dan Al Qur'an dan di antara 3 kitab agung itu ada yang teragung yaitu Al Qur'an.
d. Iman Kepada Rasulnya, Yakni membenarkan semua rasulNya baik yang Allah sebutkan atau TIdak, baik yang pertama atau yang terakhir , dan nabi terakhir adalah Nabi Muhammad SAW dan membenarkan bahwa mereka adalah penutup para Nabi dan Rasul yang tidak ada nabi sesudahnya
e. Iman Kepada Hari Akhir, yakni membenarkan apa apa yang akan terjadi setelah kematian dan hal hal yang telah di beritakan Allah dan Rasulnya, baik tentang azab dan nikmat kubur,hari berkumpulnya di padang mahsar, hari perhitungan dan timbangan amal serta adanya jembatan  dan ada surga dan neraka
f. Iman Kepada Takdir, yakni beriman bahwasanya Allah mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi menentukan dan menulisnya dalam Lauhul Mahfudz dan bahwa segala sesuatu yang terjadi  semua atas kehendak Allah.

2. Prinsip Kedua, bahwa iman itu perkataan, perbuatan dan keyakinan  yang bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.maka iman itu bukan hanya perkataan dan perbuatan, tanpa keyakinan  sebab yang demikian itu merupakan keimanan seorang munafik, dan bukan pula iman itu hanya sekedar mengetahuidan meyakini tanpa ikrar dan amal sebab yang demikian itu keimanan orang kafir yang menolak kebenaran. Bukan pula iman itu hanya suatu keyakinan dalam hati atau perkataan dan keyakinan tanpa amal perbuatan karena yang demikian adalah keimanan golongan Murji'ah

3. Prinsip Ketiga, Ahlussunah Wal Jama'ah tidak mengkafirkan seorangpun dari kaum muslimin kecuali apabila dia melakukan perbuatan yang membatalkan keislamannya. Dosa besar selain syirik tidaklah di hukumi sebagai kafir. Misalnya dosa besar karena malas sehingga tidak sholat, orang tersebut bukan di katakan kafir, tetapi di sebut dengan fasik.

4. Prinsip Keempat, Diantara prinsip Ahli Sunnah wal Jama'ah adalah wajib taat kepada pemimpin kaum muslimim selama mereka tidak memerintah untuk berbuat maksiat. namun tetap wajib taat dalam kebenaran lainya

5. Prinsip Kelima, prisip Ahlussunah Wal Jama'ah adalah bersihnya hatidan mulut mereka terhadap para sahabat Rasul. seperti yang dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Anshar 
Hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim sebagai berikut : " Janganlah kamu sekali kali mencela sahabat sahabatku, maka demi dzat yang jiwaku di tanganNya, kalau seandainaya kalau seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan sampai segenggam kebaikansalah seorang di antara mereka tidak juga setengahnya"
Berbeda dengan orang orang ahlul bid'ah baik dari kalangan Rofidhoh dan Khawarij yang mencela dan meremehkan keutamaan para sahabat Rasulullah. Siapapun yang mencela salah satu sahabat Rasul  maka dia lebih sesat daripada keledai.

6. Prinsip Keenam, adalah haramnya keluar untuk memberontak terhadap pemimpin kaum musliminapabila mereka melaskukan hal hal yang menyimpang, selama hal tersebut tidak termasuk amalan kufur. Hal ini sesuai dengan perintah Rasulullah tentang wajibnya taat kepada pemimpin kecuali dalam hal maksiat.
Sumber :Syekh Dr. Sholeh bin Fauzan Bin 'Abdullah Al Fauzan

7. Prinsip Ketujuh,  prisip Ahlussunah Wal Jama'ah adalah mencintai ahlul bait sesuai dengan wasiat Rasulullah, " Sesungguhnya aku mengingat kalian dengan ahli baitku " Yang pada pokoknya ahlul bait adalah saudara saudara dekat Rasulullah yang saleh diantara mereka yang berhak mendapat cinta dan penghormatan.

8. Prinsip Kedelapan, prisip Ahlussunah Wal Jama'ah adalah membenarkan adanya karomah para wali yaitu apa apa yang Allah perlihatkan melalui tangan tangan sebagian mereka hal hal yang luar biasasebagai penghormatan kepada mereka. Sedang yang mengingkari adanya karomah tersebut diantaranya adalah Mu'tazilah dan Jamiyah

Selasa, 28 April 2015

DAHSYATNYA TINGKATAN PINTU NERAKA

Yazid Ar-Raqqsyi meriwayatkan dari Anas bin Malik “Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tidak biasa dengan raut muka yang berbeda dari biasanya. Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, kenapa Aku melihat raut mukamu berbeda? Jibril menjawab, "Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat Allah memerintahkan supaya api neraka dinyalakan. Tidak pantas jika orang yang mengetahui bahwa -- neraka, siksa kubur dan siksa Allah itu sangat dasyat-- untuk bersenang sebelum dirinya merasa aman dari ancaman itu."
 Rasulullah menjawab: "Wahai Jibril, lukiskanlah keadaan neraka itu kepadaku."
 Jibril berkata: "Baik, ...Ketika Allah swt menciptakan neraka, apinya dinyalakan seribu tahun hingga berwarna hitam pekat, nyala dan baranya tidak pernah padam."
 "Demi Dzat yang mengutus engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya neraka itu berlubang sebesar lubang jarum, niscaya segenap penghuni dunia akan terbakar karena panasnya."
 "Demi Dzat yg mengutus Engkau dengan kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada baju penghuni neraka itu digantung diantara langit dan bumi, niscaya semua penghuni dunia akan mati karena bau busuk dan panasnya."
 "Demi Dzat yg mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya sehasta dari mata rantai sebagaimana yang disebutkan didalam al qur’an diletakkan di puncak gunung, niscaya bumi sampai kedalamnya akan meleleh."
 "Demi Dzat yang mengutus Engkau kebenaran sebagai Nabi, seandainya ada seorang berada di ujung barat dunia ini disiksa, niscaya orang yang berada di ujung timur akan terbakar karena panasnya."
 Neraka itu mempunyai 7 pintu dan masing-masing pintu dibagi-bagi untuk laki-laki dan perempuan.

Rasulullah bertanya; “Apakah pintu-pintu itu seperti pintu kami?”
 Jibril menjawab; “Tidak.Pintu itu selalu terbuka dan pintu yang satu berada dibawah pintu yang lain. Jarak pintu yang satu dengan pintu yang lain sejauh perjalan 70 tahun.
 Pintu yang dibawahnya lebih panas 70 x lipat dari pintu yang diatasnya."
 "Musuh-musuh Allah diseret kesana dan jika mereka sampai di pintu itu, malaikat Zabaniyah menyambut mereka dengan membawa rantai dan belenggu. Rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan keluar dari duburnya, sedangkan tangan kirinya dibelenggu dengan lehernya, dan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dada hingga tembus ke bahu. Setiap orang yang durhaka itu dirantai bersama setan dalam belenggu yang sama, lantas diseret wajahnya tersungkur dan dipukul oleh malaikat dengan palu. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalam neraka."

 Rasulullah bertanya, "Siapakah penghuni masing-masing pintu itu?"
 Jibril menjawab,
  "Pintu yang paling bawah namanya Hawiyah.  
Pintu neraka Hawiyyah ini adalah pintu neraka yang paling bawah (dasar), yang merupakan neraka yang paling mengerikan.
 Pintu neraka ini ditempati oleh orang-orang munafik, orang kafir termasuk juga keluarga Fir'aun, dalam neraka Hawiyyah. Hal ini sebagaimana arti dari firman Allah ;"Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah" (QS.Al-Qari'ah :9).

 Pintu kedua namanya Jahim.
 Yakni pintu neraka tingkatan ke 6. Tingkatan neraka ini di atasnya neraka Hawiyyah.
 Di dalamnya ditempati oleh orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah. Hal ini sebagaimana arti firman Allah ini :"Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat" (QS.Asy-Syu'araa :91).

 Pintu ketiga namanya Saqar,
 tempat arang-orang shabi'in. Merupakan pintu neraka pada tingkatan ke 5.
Di dalam pintu itu ditempati oleh orang-orang yang menyembah berhala atau menyembah patung-patung yang dibuat bangsanya sendiri. Tingkatan pintu neraka ini, terletak di atasnya pintu neraka Jahim. Tentang neraka ini, Allah telah berfirman yang artinya :"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)" (QS. Al-Mudatstsir : 42)

 Pintu keempat namanya Ladza,
 berisi iblis dan orang-orang yang mengikutinya, serta orang Majusi. Ladza merupakan pintu neraka pada tingkatan nomor 4.
 Di dalamnya ditempati Iblis laknatullah beserta orang-orang yang mengikutinya dan orang-orang yang terbujuk rayuannya. Kemudian orang-orang Majusi pun ikut serta menempati neraka Ladza ini. Mereka kekal bersama Iblis di dalamnya. Tingkatan pintu neraka Ladza ini diatasnya pintu neraka Saqar. Dalam hal ini Allah telah berfirman : Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak". (QS. Al-Ma'arij : 15).
 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Iblis dan para pengikutnya akan dimasukkan ke dalam neraka Ladza. Seperti apa yang dikatakan oleh Malaikat Maut (malaikat Izrail) ketika Iblis hendak dicabut nyawanya, maka malaikat maut itu berkata, bahwa Iblis akan diberi minum dari neraka Ladza.

 Pintu kelima namanya Huthamah
, tempat orang-orang Yahudi. Merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 3.
 Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Yahudi dan para pengikutnya. Pintu neraka Huthamah ini, tingkatannya di atas pintu neraka Ladza yang dihuni para Iblis. Tentang neraka Huthamah ini, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an :
"Dan tahukah kamu, apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan". (QS. Al-Humazah : 5-6).

 Pintu keenam namanya Sa'ir,
 merupakan pintu neraka pada neraka tingkatan ke 2.
 Di dalamnya ditempati oleh orang-orang Nashrani dan para pengikutnya. Pintu neraka ini berada di atas tingkatan pintu neraka Huthamah. Mengenai neraka ini, Allah Ta'ala telah berfirman :"Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)".(QS. Al-Insyigaq : 12).

 Selanjutnya Jibril terdiam karena merasa segan kepada Rasulullah Saw. kemudian Rasulullah bertanya, "Kenapa engkau tidak memberitahukan penghuni pintu yang ketujuh?" Jibril menjawab : "Pintu ke tujuh namanya pintu neraka Jahanam.
Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai mereka meninggal dunia."
 Rasulullah pingsan mendengar penjelasan Jibril tersebut. Jibril meletakan kepala Rasulullah di pangkuannya sampai Beliau sadar kembali.

 Salman Al-Farisi datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu'alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan junjunganku Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada yang menjawab, sehingga meraka pun menangis dan terjatuh. Rasulullah bersabda: "Betapa besar cobaan yang menimpaku dan aku merasa sangat sedih. Jadi, ada di antara umatku yang akan masuk neraka?" Jibril menjawab, "benar, yaitu umatmu yang mengerjakan dosa-dosa besar. Kemudian Rasulullah saw. menangis, dan Jibril pun juga ikut menangis. Rasulullah Saw. lantas masuk ke rumahnya dan menyendiri. Beliau hanya keluar rumah jika hendak mengerjakan shalat dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dalam shalat beliau menangis dan sangat merendahkan diri kepada Allah Ta’ala.
 Pada hari yang ketiga, Abu Bakar r.a. datang ke rumah beliau dan mengucapkan, ”Assalaamu’alaikum, yaa ahla baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah SAW. ?” Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Abu Bakar menangis tersedu-sedu.
 Umar r.a. datang dan berdiri di depan pintu seraya berkata, ”Assalaamu' alaikum, yaa ahlal baitir rahmah, apakah saya bisa bertemu dengan Rasulullah Saw.?" Namun tidak ada seorang pun yang menjawabnya, sehingga Umar lantas menangis tersedu-sedu.
 Kemudian Salman bangkit dan mendatangi rumah Fathimah. Sambil berdiri di depan pintu ia berkata, " Assalaamu' alaikum, wahai putri Rasulullah Saw” sementara Ali r .a. sedang tidak ada di rumah. Salman lantas berkata, "Wahai putri Rasulullah Saw ., dalam beberapa hari ini Rasulullah Saw. suka menyendiri. Beliau tidak keluar rumah kecuali untuk shalat dan tidak pemah berkata-kata serta tidak mengizinkan seseorang untuk masuk ke rumah beliau." Fathimah lantas pergi ke rumah beliau (Rasulullah).
 Di depan pintu rumah Rasulullah Saw. Fathimah mengucapkan salam dan berkata, "Wahai Rasulullah, saya adalah Fathimah." Waktu itu Rasulullah Saw. sedang sujud sambil menangis, lantas mengangkat kepala dan bertanya, ”Ada apa wahai Fathimah, Aku sedang menyendiri. Bukakan pintu untuknya." Maka dibukakanlah pintu untuk Fathimah. Fathimah menangis sejadi-jadinya, karena melihat keadaan Rasulullah yang pucat pasi, tubuhnya tampak sangat lemah, mukanya sembab karena banyak menangis.
 Fathimah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang sedang menimpa dirimu wahai ayahku?" Beliau bersabda, "Wahai Fathimah, Jibril datang kepadaku dan melukiskan keadaan neraka.
 Dia memberitahu kepadaku bahwa pada pintu yang teratas diperuntukkan bagi umatku yang mengerjakan dosa besar. Itulah yang menyebabkan aku menangis dan sangat sedih." Fatimah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana mereka masuk ke neraka itu?" Beliau bersabda, "Mereka digiring ke neraka oleh malaikat. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, dan mereka tidak dibelenggu ataupun dirantai."
 Fatimah bertanya," Wahai Rasulullah, bagaimana sewaktu mereka digiring ke eraka oleh malaikat?" Beliau bersabda, "Laki-laki ditarik jenggotnya, sedangkan perempuan dengan ditarik rambut ubun-ubunnya.

 Banyak di antara umatku yang masih muda, ketika ditarik jenggotnya untuk digiring ke neraka berkata, ”Betapa sayang kemudaan dan ketampananku. ”Banyak di antara umatku yang perempuan ketika ditarik ke neraka berkata, ”Sungguh aku sangat malu.”
 Ketika malaikat yang menarik umatku itu sampai ke neraka dan bertemu dengan Malik, Malik bertanya kepada malaikat yang menarik umatku itu, ”Siapakah mereka itu? Aku tidak pernah melihat orang-orang yang tersiksa seperti mereka. Wajah mereka tidak hitam, mata mereka tidak biru, mulut mereka tidak disumbat, mereka tidak dibarengkan dengan golongan setan, dan mereka tidak dibelenggu atau diikat lehernya?”
 Malaikat itu menjawab, "Kami diperintahkan untuk membawa mereka kepadamu dalam keadaan seperti itu.”
 Malik berkata kepada mereka, ”Wahai orang-orang yang celaka, siapakah sebenarnya kalian ini?” (Dalam hadis yang lain disebutkan, bahwa ketika mereka ditarik oleh malaikat, mereka selalu menyebut-nyebut nama Muhammad. Ketika mereka melihat Malik, mereka lupa untuk menyebut nama Muhammad Saw. karena seramnya Malaikat Malik). Mereka menjawab, ”Kami adalah umat yang diturunkan Al-Quran kepada kami dan termasuk orang yang mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan.”
 Malik berkata, "Al-Quran hanya diturunkan untuk umat Muhammad Saw .” Ketika mendengar nama Muhammad, mereka berteriak seraya berkata, 'Kami termasuk umat Muhammad Saw” .
 Malik berkata kepada mereka, ”Bukankah di dalam Al-Quran ada larangan untuk mengerjakan maksiat-maksiat kepada Allah Ta'ala?” Ketika mereka berada di tepi neraka dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata ”Wahal Malik, izinkanlah kami untuk menangisi nasib kami.” Malik mengizinkannya, dan mereka lantas menangis dengan mengeluarkan darah.
 Malik lantas berkata, ”Alangkah baiknya, seandainya tangis ini kamu lakukan sewaktu berada di dunia. Seandainya sewaktu di dunia kamu menangis seperti ini karena takut kepada siksaan Allah, niscaya sekarang ini kamu tidak akan masuk neraka.”
 Malik lalu berkata kepada Zabaniyah, ”Lemparkan, lemparkan mereka ke dalam neraka.” Ketika mereka dilempar ke dalam neraka, mereka berseru secara serempak mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah...., sehingga api neraka langsung menjadi padam.
 Kemudian Malik berkata, ”Wahai api, sambarlah mereka!” Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Malik berkata lagi kepada api neraka, ”Sambarlah mereka”. Api itu menjawab, ”Bagaimana aku menyambar mereka, sementara mereka mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallah.” Malik berkata, ”Benar, namun begitulah perintah Allah Arasy”.
 Kemudian api itu pun menyambar mereka. Di antara mereka ada yang disambar sampai dua telapak kakinya, ada yang disambar sampai dua lututnya, dan ada yang disambar sampai lehemya. Ketika api itu akan menyambar muka, Malik berkata, ”Jangan membakar muka mereka, karena dalam waktu yang cukup lama mereka bersujud Kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Dalam Al-Qur'an, Allah telah mensifati neraka Jahannam sebagai berikut :"Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi gunung".(QS. Al-Mursilat : 32)

 "Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. (QS. Al-Hijr : 43)
 Dari Hadits Qudsi: Bagaimana kamu masih bisa melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari-Ku.
Tahukah kamu bahwa neraka jahanam-Ku itu mempunyai 7 tingkat.
 Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah.
 Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
 Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik.
 Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
 Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
 Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular.
 Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat
. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
 Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat.

Sumber :  suara-islam.com

Senin, 27 April 2015

INVENTARIS TAHLIL DAN RUKUN KEMATIAN AL MUBAROK

Untitled Document
DAFTAR INVENTARIS AL MUBAROK
NO
NAMA BARANG
JUMLAH
TAHUN
1
Keranda Jenazah
1 Set
2
Lorop (Tutup Keranda )
1 Lbr
3
Kit Jenazah
a. Handuk
4 buah
b. Kain Sekat Jenazah
3 Buah
c. Jarik
12 Buah
4
Tong Plastik
a. Gayung Plastik
4 Buah
b. Kendi Plastik
1 Buah
5
Penerangan
a. Lampu
6 Unit
b. Piting Besar
2 Unit
c. Piting Kecil
4 Unit
d. Kabel
3 set
e. Kabel dan Stop Kotak
1 Set
6
Tikar Tahlil
8 Lbr
7
Tikar Sholat Jenazah
4 Lbr
8
Bad Persemayaman
2 Set
9
Tenda 3x6 meter
1 Set
10
Tenda 3x3 meter
3 Set
11
Seng Gelombang
12 Lbr
12
Spandex
15 Lbr
13
Payung Jenazah
1 Set
14
Piring Keramik
192 buah
15
Sendok
120 Buah
16
Kursi Plastik
50 Buah
17
Sound System
1 Set
18
Mic
1 Set
19
Asbak
20 Buah
20
Tangga
1 Buah
21
Terpal
1 Lbr
22
Bendera
6 Lbr
23
Toples Sedang
1Buah
2015
24
Toples Kecil
2 Buah
2015
25
Sarung Kursi
49 Buah
2015
26
Atap Kain Lebar
1 Buah
2015
27
Atap Kain Kecil
1 Buah
2015
28
Mic Wireless
2 Unit
2016
29
Meja Makan
8 Set
2016
30
Skrop
1 buah
2016
31
Lempak
1 Buah
2016
32
Sendok
108 buah
2016
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

KWAJIBAN MUSLIM KEPADA SEORANG MUSLIM YANG MENINGGAL DUNIA

Wajib hukumnya bagi kita sesama muslim untuk merawat jenazah saudara kita yang muslim sampai paripurna. Ada tata cara yang harus di lakukan dalam melakukam pemulasaraan jenazah bagi saudara  muslim kita. 
Berikut ini tata cara perawatan jenazah yang kami ambil dari beberapa sumber semoga membawa manfaat bagi pembaca dan sekaligus selalu menjadi pengingat bagi kita bahwa dunia ini hanyalah sarana untuk menyongsong kehidupan sebenarnya yang akan di mulai ketika manusia bertemu dengan ajal.
1. MEMANDIKAN JENAZAH
Memandikaan jenazah yang telah diajarkan oleh Nabi shollahu'alaihi wa sallam:
a. Mewudhukan jenazah
-Membaca BASMALAH,
- Mencuci kedua telapak tangan si mayat sebanyak tiga kali, 
- Kemudian membersihkan mulut dan hidungnya sebanyak tiga kali, 
- Membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, Mencuci tangan kanan dan kirinya sampai siku sebanyak tiga kali, 
- Mengusap kepalanya dimulai dari pangkal depan kepala sampai kebelakang, kemudian mengembalikannya ke depan, serta mengusap kedua telinganya. Lalu mencuci kaki kanan dan kaki kirinya sebanyak tiga kali
b. Menyiramkan air yang dicampur perasan daun bidara atau yang menggantikan daun bidara, seperti sabun, sampo, dan yang lainnya. Kita menyiramkan kepala si mayat dengan air tersebut sambil membasuh dengan busanya
c. Membasuh kedua sisi tubuh simayat dimulai: Membasuh bagian kanan tubuh si mayat dimulai dari pundak sampai telapak kaki kanan dengan membalikan tubuhnya ke sebelah kiri, Membasuh bagian kiri tubuh si mayat dimulai dari pundak sampai telapak kaki kiri dengan membalikan tubuhnya kekanan, ini adalah pembasuhan sebanyak sekali, Kemudian kita mengulangi pembasuhan sekali lagi dengan alas dan aurat mayat harus tetap tertutup, Jika kita hendak menjadikan pembasuhan sebanyak tiga kali maka pada siraman terakhir kita siramkan air kapur barus, Pada siraman ketiga ini kita siramkan kepala si mayat dengan air kapur barus, kewajahnya, kemudian kita membasuh bagian tubuh sebelah kanan si mayat dari pundak sampai telapak kaki kanan dengan membalikan tubuhnya kesebelah kiri, Kemudian membasuh bagian tubuh sebelah kiri si mayat dari pundak sampai ke telapak kaki kiri dengan membalikan tubuhnya kesebelah kanan dengan catatan aurat mayat harus tetap tertutup.
d. Tubuh si mayat dikeringkan dengan handuk, kemudian rambutnya (untuk wanita) dikepang menjadi tiga dan diletakan dibelakang tubuhnya. Setelah selesai memandikan mayat, maka wajib mengkafaninya

2. MENGKAFANI JENAZAH
a. Pembelian kain kafan di ambil dari harta si mayat ( ditempat kami kain kafan sudah inklud dalam santunan Rukun Kematian.
b. Menutup seluruh bagian tubuh mayat.
c. Kain kafan berwarna putih, Rasulullah shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Pakaikanlah pakaian kalian yang putih, karena ia sebaik-baik pakaian kalian, dan kafanilah (mayat) dengannya. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi: Ahkamul Janaiz: 82).
d. Tidak boleh berlebihan dalam kafan dan melebihkannya di atas tiga lembar, karena hal ini menyelisihi kafan Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam dan termaasuk menyi-nyiakan harta
e. Kafan wanita sama dengan kafan laki-laki, karena tidak ada dalil shohih yang membedakannya
f. Berkaitan dengan tata cara mengkafani, baik , cara membungkus jenazah dengan kafan ataupun tata cara mengikat kain kafan, maka tidak ada dalil yang mengkhususkan tata cara pelaksanaannya. Selama seluruh tubuh mayat tertutupi oleh kain kafan dengan baik, insya Alloh itu sudah cukup. Wallahu a'lam.

3. MENSHOLATKAN JENAZAH
 Disyari'atkan mengangkat kedua tangan hanya pada takbir pertama saja. Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Dari Ibnu 'Abbas : Bahwasnnya Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya pada takbir pertama dalam sholat jenazah, lalu tidak mengulanginya (pada takbir selanjutnya." (HR. Daruquthni: Ahkamul Janaiz: 167).

Boleh juga mengangkat kedua tangan pada setiap takbir, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu 'Umar rodhiyallahu 'anhu. (HR. Al-Baihaqi). Setelah takbir, kemudian meletakan tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakan di dada. (HR. Bukhori).

Takbir yang pertama:
Membaca Al-Fatihah dan surat lain. (HR. Bukhori, Abu Dawud) "Berkata Abu Tholhah: "aku pernah menyolatkan jenazah di belakang Ibnu 'Abbas. Beliau membaca Al-Fatihah dan surat". (HR. Bukhori, Abu Dawud).Bacaan dalam sholat jenazah adalah sir atau pelan-pelan/tidak dikeraskan. (HR. Nasa'i)

Takbir yang kedua:
Membaca sholawat kepada Nabi shollahu'alaihi wa sallam. (HR. Baihaqi).

Takbir yang lainnya:
Mengikhlaskan do'a kepada Alloh untuk jenazah. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah). Hendaknya berdo'a dalam sholat jenazah dengan do'a-do'a yang ditutunkan oleh Rosulullah shollahu'alaihi wa sallam.Setelah itu mengucapkan salam dua kali, (1) ke kanan dan (1) ke kiri. (HR. Baihaqi). Atau boleh mencukupkan hanya satu salam saja. (HR. Hakim). "Bahwa Rasulullah shollahu'alaihi wa sallam menyolatkan jenazah. Maka beliau bertakbir, empat kali dan melakukan salam sekali." (HR. Hakim: Ahkamul Janaiz: 16). Salam diucapkan dengan pelan baik imam maupun makmum. (HR. Baihaqi).

Tidak boleh sholat jenazah pada waktu-waktu yang terlarang, yaitu tatkala matahari terbit, pada tengah hari, dan ketika matahari akan tenggelam (kecuali karena darurat).Sebagaimana Rasululloh shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Dari 'Uqbah bin 'Amir berkata: Tiga waktu yang Rasululloh shollahu'alaihi wa sallam melarang kami untuk sholat atau mengubur mayat, yaitu: Ketika terbit matahari sampai meninggi, ketika matahari di tengah-tengah langit sampai tergelincir, dan ketika matahari akan terbenam sampai terbenam. (HR. Muslim).

4. MEMIKUL DAN MENGIKUTI JENAZAH
Wajib memikul mayat dan mengikutinya, hal ini termasuk hak mayat muslim atas kaum muslimin lainnya. (HR. Bukhori, Muslim).
Mengikuti mayat ada dua derajat:
1. Mengikutinya di keluarganya sampai menyolatkannya.
2. Mengikutinya di keluarganya sampai selesai penguburannya dan inilah yang lebih utama.

Rasululloh shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa menyolatkan jenazah namun tidak mengiringinya, maka baginya pahala satu qiroth. Jika ia sampai mengiringinya, baginya dua qiroth. Dikatakan: apa itu qiroth? Qiroth itu yang paling kecil seperti gunung uhud. (HR. Muslim).

Mengikuti Jenazah hanya diperuntukan untuk laki-laki, tidak untuk wanita. Berdasarkan larangan Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam: "Berkata Ummu 'Athiyyah rodhiyallahu 'anha: "Kami para wanita dilarang mengiringi jenazah, namun (larangan itu) tidak ditegaskan atas kami." (HR. Bukhori, Muslim).LARANGAN DI ATAS SIFATNYA TANZIIH (TIDAK SAMPAI KEPADA HARAM)

Jenazah tidak boleh diikuti dengan apa-apa yang menyelisihi syari'at seperti menagis dengan keras dan mengikutinya dengan kemenyan.  "...termasuk juga ucapan-ucapan yang tidak dicontohkan oleh Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam dalam mengiringi jenazah.

Rasululloh shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak boleh jenazah diiringi dengan suara atau api." (HR. Abu Dawud). Adapun yang diperintahkan adalah diam, tidak berbicara, berpikir serta merenung, terhadap apa yang dilihatnya. Wajib berjalan cepat membawa mayat akan tetapi tidak sampai berlari-lari kecil.
Boleh berjalan di depan mayat, di belakangnya (ini yang paling utama) atau di sebelah kanannya, atau di sebelah kirinya. . Adapun yang paling utama berjalan di belakang mayat, karena Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Dan ikutilah jenazah..." (Al-Wajiz: 173).
Boleh berkendaraan ketika kembali dari penguburan dan tidak makruh. . Adapun membawa jenazah dengan kereta atau mobil yang dikhususkan untuk jenazah dan para pelayat mengantarkannya dengan mobil-mobil, maka ini tidak disyari'atkan. .
Karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang kafir dan menghalangi tujuan mengiringi jenazah dan memikulnya yaitu mengingatkan manusia akan akhirat, apalagi hal itu akan menyedikitkan orang yang mengiringi dan mengharapkan pahala dari mengiringi jenazah. 
Berdiri untuk (menghormati) jenazah sudah dihapus hukumnya (dimansukh) maka tidak dilakukan. Disunnahkan bagi orang yang telah memikul jenazah untuk berwudhu, (akan tetapi tidak diwajibkan. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi).

5. MENGUBUR JENAZAH
Wajib mengubur mayat walaupun orang kafir. 
Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah shollahu'alaihi wa sallam ketika paman beliau (Abu Tholib) meninggal: "Pergilah dan kuburkan ia..." (HR. An-Nasa'i: )
Mayat muslim tidak boleh dikuburkan dengan mayat orang kafir, dan mayat orang kafir tidak boleh dikubur dengan mayat muslim.
Menurut Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam, mengubur mayat adalah di pekuburan umum. (Ahkamul Janaiz: 173) Kecuali para Syuhada, mereka dikubur di tempat meninggalnya dan tidak boleh dipindahkan di pekuburan.
Adapun Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam beliau dikubur di kamarnya (bukan di pekuburan umum), maka ini merupakan kekhususan bagi beliau. (Ahkamul Janaiz: 174).

Tidak boleh mengubur jenazah pada waktu-waktu yang terlarang: Tatkala matahari terbit, pada tengah hari dan tatkala matahari akan terbenam. (HR. Muslim). Juga tidak boleh di waktu malam kecuali karena terpaksa. (HR. Muslim). Sebagaimana Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam pernah menguburkan mayat pada waktu malam dengan diterangi lampu. (HR. Tirmidzi: Ahkamul Janaiz: 180).

Wajib hukumnya untuk mendalamkan kubur, meluaskannya dan membaguskannya (galiannya). Rosulullah shollahu'alaihi wa sallam bersabda: "Galilah, luaskan dan baguskanlah. (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 182).

Diperbolehkan dua hal dalam kubur, yaitu lahad dan syaq. (Ahkamul Janaiz: 182)

Namun yang pertama (lahad) lebih utama. (Ahkamul Janaiz: 182)

Tidak mengapa dalam satu kubur dikuburkan dua mayat atau lebih ketika dalam keadaan darurat dan didahulukan mayat yang lebih utama.

Sebagaimana sabda Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam untuk para Syuhada Uhud karena banyaknya mereka: "Kuburkanlah dua atau tiga orang di satu kubur, dan dahulukanlah yang paling banyak hafalan Qur'annya". (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 182).

Adapun yang menurunkan mayat adalah laki-laki meskipun mayatnya adalah wanita. (Ahkamul Janaiz: 186).

Wali-wali mayat (keluarga/kerabat) lebih berhak untuk menurunkan mayat. (Ahkamul Janaiz: 186).

Sebagaimana Firman Alloh Ta'ala: "Dan orang-orang yang memiliki hubungan darah satu sama lain lebih berhaq (waris-mewarisi) di dalam kitab Alloh dari pada orang-orang Mukmin dan Muhajirin" (Al-Ahzab: 6).

Suami boleh mengurusi sendiri penguburan istrinya. (HR. Ibnu Majah: Ahkamul Janaiz: 67).

Disyaratkan bagi orang yang menurunkan mayat ke dalam kubur, pada malam harinya tidak menggauli istrinya (bersetubuh dengan istrinya). (HR. Bukhori).

Hal ini sebagaimana tatkala pemakaman anak perempuan Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam, maka Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam memerintahkan kepada Abu Tholhah rodhiyallahu 'anhu untuk turun ke kubur, atau menguburkannya karena beliau (Abu Tholhah) tidak mempergauli istrinya semalam sebelum pemakaman.

Sunnah Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam memasukan jenazah adalah dari kaki kubur (arah kaki). Sebagaimana sabda Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam: "Al-Harits mewsiatkan agar ia disholatkan oleh 'Abdullah bin Zaid, maka Abdulloh bin Zaid-pun mensholatkannya lalu memasukannya ke dalam kubur dari arah kaki kubur seraya berkata: "ini termasuk sunnah". (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 190).
Mayat dibaringkan di atas lambung kanannya dan wajahnya dihadapkan ke qiblat. (Ahkamul Janaiz: 193).
Orang yang meletakan mayat ke dalam kubur mengucapkan: "Dengan nama Alloh dan di atas sunnah Rosulullah" (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 193).

Disunnahkan bagi orang yang menghadiri penguburan untuk menaburkan tanah sebanyak tiga kali dengan kedua tangannya.

Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam pernah menyolatkan jenazah, kemudian tatkala selesai penguburannya, beliau menaburkan tanah sebanyak tiga kali ke kuburnya. (HR. Ibnu Majah: Ahkamul Janaiz: 193).

Setelah penguburan, disunnahkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menaikan kubur dari tanah dengan tinggi satu jengkal (tidak diratakan dengan tanah). (HR. Baihaqi: Ahkamul janaiz: 195).
2. Memberinya tanda dengan batu, atau yang semisalnya agar dapat dikenali. (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 197).
3. Berdiri di sekitar kubur dan mendo'akan kemantapan bagi mayat dan memohonkan ampunan serta memerintahkan orang-orang untuk melakukan (hal serupa). (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 197).
Adapun Rosululloh shollahu'alaihi wa sallam ketika selesai menguburkan mayat dan berkata: "Mintakanlah ampun untuk saudara kalian, dan mohonkanlah keteguhan baginya, karena ia sekarang sedang dimintai pertanggung jawaban". (HR. Abu Dawud: Ahkamul Janaiz: 198).
Selama penguburan, boleh duduk-duduk di sekitar kubur dengan maksud untuk mengingat kematian dan apa-apa yang terjadi setelah kematian.
Sumber :datariau

 

About

Site Info

Text

TAHLIL & RUKUN KEMATIAN AL MUBAROK Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers